Perjalanan zuwaina tour kali Ini bersama Dian Pelangi Group, start dari Casablanca menuju Marrakech. Sampai di Marrakech langsung check in hotel di Riad Palais Sebban dengan disambut senyum manis dan sapaan hangat dari receptions.
Riad Palais Sebban merupakan salah satu Riad paling mewah di Marrakech, memiliki pelayanan dan fasilitas yang sangat memuaskan. Untuk menuju lokasi harus jalan kaki menyusuri gang-gang kecil berliku melewati rumah penduduk Marrakech yang didominasi warna merah.

Dari depan pintu masuk sekilas terlihat kecil, karena hanya Ada satu pintu yang dijaga oleh security Riad. Namun ketika masuk didalamnya sangat menakjubkan, terdapat ruang loby yang luas dipenuhi ornament khas Maroko. Ditengah halaman terdapat kalam tenang mungil diitari kursi dan meja tempat breakfast dan istirahat. Ornament dan penataan dekorasi yang sangat apik menambah indah tempat tersebut. Semuanya di desain dengan gaya khas rumah Maroko atau yang dikenal dengan Riad. Dijamain Anda akan merasakan kepuasan dan kenyamaanan tersendiri jika memasuki Riad ini.
Lokasinya yang strategis menjadikan Riad Ini tak pernah sepi. Dari Souq Jemaa El Fnaa, pusat jantung Kota Marrakech dan pasar trsdisional terbesar di Maroko hanya berjarak 5 menit. Dian Pelangi bersama temannya Mega Iskanti memesan satu kamar untuk berdua sementara Dion Muharrom, kakak kandung Dian Pelangi lebih memilih menginap di Riad Goloboy yang berjarak sekitar 500 meter dari Riad Palais Sebban.
Selesai check in, Kami mengantar Dion Miharrom menuju Riad Goloboy. Lokasinya tidak jauh berbeda dengan Riad Palais Sebban, harus jalan untuk menuju lokasi. Tempatnya lebih tenang karena sedikit jauh dari keramaian. Jika dibandingkan, Riad Palais Sebban lebih menarik, namun Riad Goloboy juga memiliki keunikan tersendiri yaitu paduan warna cat biru dan putih dengan desain rumah yang lebih modern.

Selsai check in, dilanjutkan menuju B. For Restaurant Marrakech. Salah satu restaurant Asia kegemaran traveler Indonesia yang berkunjung di Marrakech. Selain tempatnya yang strategis, menunya juga sangat cocok bagi orang Indonesia. Anda bisa memesan menu masakan Indonesia seperti Nasi goreng, shup Dan sate serta menu masakan Asia lainnya. Disamping Itu Anda bisa berkenalan dengan chef restorannya yang semuanya berasal Dari Indonesia.

slightsmile emotikon

Untuk harga jangan khawatir, semuanya bisa dijangkau Dan aman bagi kantong.

slightsmile emotikon

Penasaran dengan perjalanan Dian Pelangi di Marrakech?? Yuk ikuti Next trip, Jardin Majorelle…:)
zuwainatour.com kali ini bersama salah satu rombongan Pemprov DKI yang sedang mengikuti kegiatan sister city Jakarta-Casablanca. Beliau adalah Bpk Catur Laswanto, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud). Disela-sela padatnya kegiatan meluangkan waktunya mengunjungi salah tempat paling terkenal di Maroko yang membuat orang penasaran yaitu Jemaa El Fnaa.
Djemaa El-Fna, sebuah area dimana jantung kota Marrakech berdetak, kota berwarna merah yang merupakan salah satu kota bersejarah yang berjarak 400 km dari ibu kota Rabat atau kurang 4 jam perjalanan darat. Tempat ini merupakan salah satu destinasi yang menjadi incaran para wisatawan asing, khususnya dari Eropa. Hal itu terbukti dengan bertambahnya wisatawan asing yang terus berbondong-bondong mendatangi tempat ini setiap tahun.
Masjid Koutoubia
Sebelum memasuki area ini, tampak dari samping jalan raya sebuah menara dengan ketinggian 77 meter. Menara Masjid Koutoubia ini dibangun pada tahun 1190 dan menjadi ikon kota Marrakech. Di sisi lain menara ini juga menjadi kebanggaan warga setempat yang memiliki julukan menara Eiffel-nya kota Marrakech.
Menara yang megah dan menguasai langit-langit Old Madina ini adalah perpaduan dari bata, semen dan batu. Masjid ini juga dikelilingi oleh taman yang luas dan indah. Menjelang maghrib tempat ini selalu dipadati oleh wisatawan dan warga setempat sambil menanti adzan maghrib dikumandangkan. Sebuah pemandangan fantastis yang menjadikan hati Anda berdecak kagum terlihat tatkala matahari tenggelam dan senja mulai tergantikan oleh malam.
Uniknya lagi ternyata penamaan Masjid Koutoubia ini bermula dari saat dibangunnya masjid tersebut. Bahwa lokasi masjid ini sebelumnya menjadi tempat para penjual buku-buku yang dalam bahasa arabnya adalah “Koutoub” (ejaan Perancis) yang menawarkan buku-buku baru dan bekas.
Maka setelah berdiri megah lengkap dengan taman dan tempat parkirnya yang luas, masjid kebanggaan warga Marrakech ini diberi nama Masjid Koutoubia. Di malam hari, menara Masjid Koutoubia ini menjadi pemandangan yang sangat menarik karena warna warni lampunya yang spektakuler.
Aroma Pasar Malam
Menjelang malam adalah saat yang tepat memasuki kawasan yang luas dipenuhi dengan berbagai macam hiburan dan para penjual makanan khas Maroko. Menginjakkan kaki menuju tempat ini maka pertama kali yang tercium adalah aroma masakannya yang khas.
Wangi rempah-rempah, aroma daging bakar, ikan bakar dan aneka masakan lainnya terasa sangat menyengat dan sulit untuk dihindari. Setiap lapaknya juga menyediakan jenis masakan yang berbeda. Mulai dari makanan pembuka seperti salad, siput dengan bumbu pedas. Selanjutnya makanan utama seperti domba panggang bumbu rempah, hingga sandwich dengan porsi besar. Tak ketinggalan masakan lainnya seperti tagine, kharirah, cous-cous, dajaj kamil dan rubu’ dajaj.
Tidak melulu makanan, Anda juga dengan mudah akan menemukan berbagai macam minuman segar seperti orange dan banan yang bisa langsung dibuat jus dengan rasa yang sangat menyegarkan. Anda juga bisa mendatangi kios penjual kurma dengan berbagai macam pilihan yang mungkin bisa dijadikan teman Anda saat mengitari area ini.
Pesona Malam
Saat malam menjelang, suasana berubah menjadi kemeriahan dan keriuhan yang luar biasa. Dengan keindahan sinar lampu yang terpancar dari tempat ini serta berbagai atraksi yang ditampilkan oleh para musisi lokal siap menemani perjalanan Anda.
Para musisi jalanan juga tak mau ketinggalan, dengan berpakaian khas Maroko mereka bernyanyi sambil bergumam nada-nada musik khas Maroko. Selain itu, ada penari tradisional yang beraksi untuk menghibur para pengunjung, atraksi ular, akrobat, seniman Henna Maroko hampir pasti akan mendekati siapa saja, terutama orang asing yang berkunjung ke Djemaa El-Fna, sampai doger monyet yang penuh dikelilingi pengunjung.
Hal inilah yang menjadikan Djemaa El-Fna memilki pancaran magis yang sangat kuat. Tidak hanya penampilan musik dan atraksi, para pendongeng juga ikut meramaikan indahnya malam di Djemaa El-Fna dengan mempraktikkan cerita tentang pahlawan-pahlawan Islam.
Di dalam aksinya biasanya para pendongeng membuka lapak yang sedikit besar. Percayalah, Anda tidak akan merasakan jarum jam yang berputar mengarah pada tengah malam. Tidak ada malam tanpa keriuhan, kegembiraan dan hiburan yang ditunjukkan oleh hampir semua orang yang ada di sana. Malam sepertinya tidak akan berakhir ketika Anda berada di Djemaa El-Fna.
Pasar Tradisional
Masih dalam kawasan Djemaaa El-Fna, meskipun tidak jauh berbeda dengan kebanyakan pasar tradisional di kota-kota Maroko yang lain, ada baiknya untuk tidak melewatkan kunjungan ke pasar tradisional Marrakech.
Di sana pengunjung bisa membeli hampir semua hal, dari rempah-rempah, sandal dan sepatu kulit Maroko, kain dan jellaba (pakaian khas Maroko dengan kain sambungan kepala) dan lain-lain.
Namun wisatawan asing harus siap membayar dengan harga lebih tinggi daripada harga aslinya meskipun tetap ada kesempatan untuk menawar. Bagi para pengunjung yang tak bisa berbahasa Arab tak usah khawatir, karena di sana banyak juga para penjual yang pandai berbahasa Inggris.
Anda juga bisa meminta bantuan kepada para pelajar Indonesia yang berada di area tersebut untuk menemani perjalanan Anda. Berada  di kawasan ini Anda harus tetap berhati-hati meskipun Marrakech memiliki tingkat kriminalitas yang rendah. Pastikan barang-barang berharga anda disimpan di tempat yang aman dan nikmatilah pesona pasar malam Djemaa El-Fna yang tak pernah lekang dari keriuhan dan keramaian.
Anda bisa melihat foto2 perjalanan kami disini : Jemaa El Fnaa
Jika Anda telah menjelajahi
Madinah Marrakech dan menikmati keindahan suasana malam souk Jemaa El Fnaa yang
dipenuhi oleh para penjual, pemain music, pendongeng dan asap rempah-rempah
kini saatnya menjelajahi kejaiban lain yang tempatnya tidak jauh dari kota
Marrakech.
Dibukit pegunungan atlas yanag
tertutup salju terdapat sebuah tempat yang indah yaitu “Ourika Valley”
(lembah ourika). Dikawasan ini terdapat sungai yang airnya sangat bersih dan
menyejukkan, sepenjang sungai yang dangkal ini dijadikan oleh warga setempat
sebagai tempat istirahat dan menikmati makanan khas Maroko. Semua restorant
dikawasan ini tempatnya berada disamping sungai, bahkan ada juga yang mendesain
tempat makannya seperti kursi dan meja makan ditaruh diatas sungai.
Pepohannya yang hijau dan rindang
menambah suasana semakin sejuk dan romantic, kami rekomendasikan sebaiknya Anda
ketempat ini jangan sendirian hehe. Minimal kalau tidak bawa pacar bawa teman
biar bisa diajak ngobrol. Lebih cocoknya bagi yang sudah punya
pasangan/berkeluarga. Hampir semua
restorant menjajakan menu makanan yang sama, yaitu Tagine, Couscous dan kifdah.
Disinalah anda bisa menikmati makanan khas Maroko dengan pemandangan yang
sangat menakjubkan. Menarik bukan !!
Jika bertepatan dengan musim dingin
anda akan melihat pemandangan pegunungan atlas yang diselimuti oleh salju. Pegununan
ini menghubungkan antara Maroko, Aljazair dan Tunisia. Jangan heran jika
dinegara bagian ujung Afrika Utara ini ternyata memilki tanah yang subur dan
pepohonan yang rindang. Anda bisa melihat sendiri  jika berkunjung ke tempat ini. Jika anda tertarik dengan karpet khas Maroko, anda bisa menemukan para penjual karpet di pinggir-pinggir jalan dengan kualitas yang bagus dan tentunya harga yang terjangkau. Ada juga yang menjual kosmetik yang terbuat dari argan oil dan zaitun.

Perjalanan zuwainatour.com kali ini bersama
Mas Oyi Kresnamukti beserta istrinya Mb Utami Pangestuti dengan menggunakan mobil vun mercedes. Anda bisa mengintip
foto perjalanan mereka menyusuri bukit pegunungan atlas. Klick aja link FB dibawah ini: 
Marhaban yaa Ramadhan, itulah kata-kata yang saat ini sedang sering dibagikan kepada teman-teman, saudara dan kerabat dalam rangka menyambut bulan suci yang penuh berkah yakni bulan suci Ramadhan.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Karena pada bulan suci Ramadhan, Allah memberikan pahala yang berlipat-lipat ganda bagi siapa saja yang mau melakukan ibadah maupun amal kebaikan di bulan suci ini.
Selain itu, Allah juga membuka pintu ampunan yang sangat lebar bagi hamba-hamba-Nya yang ingin memohon ampunan dosa dan ingin bertaubat kembali ke jalan yang Allah ridhai.
Kali ini, zuwainatour.com juga ingin mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa 1437 lewat video. Semoga amal ibadah kita semua di ridhoi oleh Allah SWT. Amin

Tahun ini tepat 25th Sister City Jakarta – Casablanca Partnership. Casablanca tentu bukan hal asing di telinga warga Jakarta. Nama tersebut merupakan nama jalan yang menghubungkan Jakarta Timur dengan Jakarta Selatan, jalan utama yang terkenal sebagai pusat perbelanjaan dan bisnis di Jakarta. Di sisi lain, di ibukota Maroko, Rabat, ada sebuah jalan yang bernama Soukarno.
Kerja sama Sister City antara Jakarta dan Casablanca, kota terbesar di Maroko ditandatangani pada 21 September 1990 yang meliputi bidang kesenian, perdagangan, pariwisata dan kebudayaan. 
Disela-sela kegiatab tersebut, sehari seblum acara dimulai para romongan dari DKI Jakarta terlebih dahulu menikmati kota Casablanca dengan mengunjungi Masjid Hassan II dan Souq Habous. Masjid Hassan II dikenal sebagai masjid yang memiliki menara paling tinggi di dunia. Tinggi menara itu adalah sekitar 210 m atau 689 kaki. Selain ketinggiannya itu, menara masjid ini juga termasyhur sebagai menara yang spektakuler karena dari puncaknya pada waktu malam hari akan terlihat sinar laser yang terang yang mengarah ke kiblat, yaitu ke arah Kabah di Mekah, seakan-akan menjadi penunjuk jalan ke rumah Tuhan. Selain itu, Masjid ini juga spektakuler karena sebagian lantainya terletak tepat di atas Samudera Atlantik. 
Masjid Hassan II merupakan masjid terbesar di Maroko dan masjid ketiga terbesar di dunia setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah. Ruangan utama masjid ini dapat menampung 25 ribu jamaah, namun jika seluruh ruangan dalam dan luar masjid dimanfaatkan – kapan saja diperlukan – maka kapasitasnya akan meningkat menjadi 105 ribu jamaah.
Selanjutnya menujju Quartier de Habous, yaitu pasar tradisional Maroko yang menjajakan berbagai macam produk khas Maroko. Mualai dari souvenir, pakaian, pernak-pernik dan berbagaimacam barang dagangan lainnya. Ingin tau perjalanan mereka? Silahkan check videonya 🙂
 Dibawah ini adalah cuplikan video dokumentasi agenda kegiatan tersebut yang bertempat di Morocco Mall.
Beni-Mellal (Berber: Ayt Mellal, Arabic: بني ملال‎‎) is a Moroccan city. It is the capital of the Béni Mellal-Khénifra Region and has a population of 489,248 (2010 census). It sits at the foot of Mount Tassemit (2247m), and next to the plains of Beni Amir.
The walls of the city go back to Moulay Ismail, in 1688, as well as the Kasbah Bel-Kush but most of the city is quite modern and forms an important economic centre for the region particularly in the areas of petrochemical production as well as textile manufacturing which forms the backbone of the wider community. Local agricultural products as oranges, olives, figs etc. find their way to the market via Beni Mellal.
The city has good connections via the road to Casablanca to the East and lies on the ancient route – now a national road – from Fez to Marrakech. The national rail-operator ONCF is also extending the railtrack from Casablanca to (nearby) Oued Zem to the city.