zuwainatour.com kali ini bersama salah satu rombongan Pemprov DKI yang sedang mengikuti kegiatan sister city Jakarta-Casablanca. Beliau adalah Bpk Catur Laswanto, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud). Disela-sela padatnya kegiatan meluangkan waktunya mengunjungi salah tempat paling terkenal di Maroko yang membuat orang penasaran yaitu Jemaa El Fnaa. Djemaa El-Fna, sebuah area dimana jantung kota Marrakech berdetak, kota berwarna merah yang merupakan salah satu kota bersejarah yang berjarak 400 km dari ibu kota Rabat atau kurang 4 jam perjalanan darat. Tempat ini merupakan salah satu destinasi yang menjadi incaran para wisatawan asing, khususnya dari Eropa. Hal itu terbukti dengan bertambahnya wisatawan asing yang terus berbondong-bondong mendatangi tempat ini setiap tahun. Masjid Koutoubia Sebelum memasuki area ini, tampak dari samping jalan raya sebuah menara dengan ketinggian 77 meter. Menara Masjid Koutoubia ini dibangun pada tahun 1190 dan menjadi ikon kota Marrakech. Di sisi lain menara ini juga menjadi kebanggaan warga setempat yang memiliki julukan menara Eiffel-nya kota Marrakech. Menara yang megah dan menguasai langit-langit Old Madina ini adalah perpaduan dari bata, semen dan batu. Masjid ini juga dikelilingi oleh taman yang luas dan indah. Menjelang maghrib tempat ini selalu dipadati oleh wisatawan dan warga setempat sambil menanti adzan maghrib dikumandangkan. Sebuah pemandangan fantastis yang menjadikan hati Anda berdecak kagum terlihat tatkala matahari tenggelam dan senja mulai tergantikan oleh malam. Uniknya lagi ternyata penamaan Masjid Koutoubia ini bermula dari saat dibangunnya masjid tersebut. Bahwa lokasi masjid ini sebelumnya menjadi tempat para penjual buku-buku yang dalam bahasa arabnya adalah "Koutoub" (ejaan Perancis) yang menawarkan buku-buku baru dan bekas. Maka setelah berdiri megah lengkap dengan taman dan tempat parkirnya yang luas, masjid kebanggaan warga Marrakech ini diberi nama Masjid Koutoubia. Di malam hari, menara Masjid Koutoubia ini menjadi pemandangan yang sangat menarik karena warna warni lampunya yang spektakuler. Aroma Pasar Malam Menjelang malam adalah saat
zuwainatour.com kali ini bersama salah satu rombongan Pemprov DKI yang sedang mengikuti kegiatan sister city Jakarta-Casablanca. Beliau adalah Bpk Catur Laswanto, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud). Disela-sela padatnya kegiatan meluangkan waktunya mengunjungi salah tempat paling terkenal di Maroko yang membuat orang penasaran yaitu Jemaa El Fnaa.
Djemaa El-Fna, sebuah area dimana jantung kota Marrakech berdetak, kota berwarna merah yang merupakan salah satu kota bersejarah yang berjarak 400 km dari ibu kota Rabat atau kurang 4 jam perjalanan darat. Tempat ini merupakan salah satu destinasi yang menjadi incaran para wisatawan asing, khususnya dari Eropa. Hal itu terbukti dengan bertambahnya wisatawan asing yang terus berbondong-bondong mendatangi tempat ini setiap tahun.
Masjid Koutoubia
Sebelum memasuki area ini, tampak dari samping jalan raya sebuah menara dengan ketinggian 77 meter. Menara Masjid Koutoubia ini dibangun pada tahun 1190 dan menjadi ikon kota Marrakech. Di sisi lain menara ini juga menjadi kebanggaan warga setempat yang memiliki julukan menara Eiffel-nya kota Marrakech.
Menara yang megah dan menguasai langit-langit Old Madina ini adalah perpaduan dari bata, semen dan batu. Masjid ini juga dikelilingi oleh taman yang luas dan indah. Menjelang maghrib tempat ini selalu dipadati oleh wisatawan dan warga setempat sambil menanti adzan maghrib dikumandangkan. Sebuah pemandangan fantastis yang menjadikan hati Anda berdecak kagum terlihat tatkala matahari tenggelam dan senja mulai tergantikan oleh malam.
Uniknya lagi ternyata penamaan Masjid Koutoubia ini bermula dari saat dibangunnya masjid tersebut. Bahwa lokasi masjid ini sebelumnya menjadi tempat para penjual buku-buku yang dalam bahasa arabnya adalah “Koutoub” (ejaan Perancis) yang menawarkan buku-buku baru dan bekas.
Maka setelah berdiri megah lengkap dengan taman dan tempat parkirnya yang luas, masjid kebanggaan warga Marrakech ini diberi nama Masjid Koutoubia. Di malam hari, menara Masjid Koutoubia ini menjadi pemandangan yang sangat menarik karena warna warni lampunya yang spektakuler.
Aroma Pasar Malam
Menjelang malam adalah saat yang tepat memasuki kawasan yang luas dipenuhi dengan berbagai macam hiburan dan para penjual makanan khas Maroko. Menginjakkan kaki menuju tempat ini maka pertama kali yang tercium adalah aroma masakannya yang khas.
Wangi rempah-rempah, aroma daging bakar, ikan bakar dan aneka masakan lainnya terasa sangat menyengat dan sulit untuk dihindari. Setiap lapaknya juga menyediakan jenis masakan yang berbeda. Mulai dari makanan pembuka seperti salad, siput dengan bumbu pedas. Selanjutnya makanan utama seperti domba panggang bumbu rempah, hingga sandwich dengan porsi besar. Tak ketinggalan masakan lainnya seperti tagine, kharirah, cous-cous, dajaj kamil dan rubu’ dajaj.
Tidak melulu makanan, Anda juga dengan mudah akan menemukan berbagai macam minuman segar seperti orange dan banan yang bisa langsung dibuat jus dengan rasa yang sangat menyegarkan. Anda juga bisa mendatangi kios penjual kurma dengan berbagai macam pilihan yang mungkin bisa dijadikan teman Anda saat mengitari area ini.
Pesona Malam
Saat malam menjelang, suasana berubah menjadi kemeriahan dan keriuhan yang luar biasa. Dengan keindahan sinar lampu yang terpancar dari tempat ini serta berbagai atraksi yang ditampilkan oleh para musisi lokal siap menemani perjalanan Anda.
Para musisi jalanan juga tak mau ketinggalan, dengan berpakaian khas Maroko mereka bernyanyi sambil bergumam nada-nada musik khas Maroko. Selain itu, ada penari tradisional yang beraksi untuk menghibur para pengunjung, atraksi ular, akrobat, seniman Henna Maroko hampir pasti akan mendekati siapa saja, terutama orang asing yang berkunjung ke Djemaa El-Fna, sampai doger monyet yang penuh dikelilingi pengunjung.
Hal inilah yang menjadikan Djemaa El-Fna memilki pancaran magis yang sangat kuat. Tidak hanya penampilan musik dan atraksi, para pendongeng juga ikut meramaikan indahnya malam di Djemaa El-Fna dengan mempraktikkan cerita tentang pahlawan-pahlawan Islam.
Di dalam aksinya biasanya para pendongeng membuka lapak yang sedikit besar. Percayalah, Anda tidak akan merasakan jarum jam yang berputar mengarah pada tengah malam. Tidak ada malam tanpa keriuhan, kegembiraan dan hiburan yang ditunjukkan oleh hampir semua orang yang ada di sana. Malam sepertinya tidak akan berakhir ketika Anda berada di Djemaa El-Fna.
Pasar Tradisional
Masih dalam kawasan Djemaaa El-Fna, meskipun tidak jauh berbeda dengan kebanyakan pasar tradisional di kota-kota Maroko yang lain, ada baiknya untuk tidak melewatkan kunjungan ke pasar tradisional Marrakech.
Di sana pengunjung bisa membeli hampir semua hal, dari rempah-rempah, sandal dan sepatu kulit Maroko, kain dan jellaba (pakaian khas Maroko dengan kain sambungan kepala) dan lain-lain.
Namun wisatawan asing harus siap membayar dengan harga lebih tinggi daripada harga aslinya meskipun tetap ada kesempatan untuk menawar. Bagi para pengunjung yang tak bisa berbahasa Arab tak usah khawatir, karena di sana banyak juga para penjual yang pandai berbahasa Inggris.
Anda juga bisa meminta bantuan kepada para pelajar Indonesia yang berada di area tersebut untuk menemani perjalanan Anda. Berada di kawasan ini Anda harus tetap berhati-hati meskipun Marrakech memiliki tingkat kriminalitas yang rendah. Pastikan barang-barang berharga anda disimpan di tempat yang aman dan nikmatilah pesona pasar malam Djemaa El-Fna yang tak pernah lekang dari keriuhan dan keramaian.