A. Agadir.
Agadir dalam bahasa berber berarti “dinding” yang direduksi dari bahasa fenisisa. Sebagai kota panatai, saat ini Agadir menjadi kota pesisir Maroko paling spektakuler setelah di bangun kembali akibat gempa bumi yang melanda pada tahun 1960. Berdekatan dengan pegunungan Atlas dengan suasana panorama pantai yang indah dan cuaca yang bersahabat menjadikan Agadir sebagai model modern kota pantai Samudera Atlantik yang banyak menyerap dan meningkatakan wisatawan di hapir setiap tahunnya.
B. Laayoune.
Kota berpenduduk sekitar 200 ribu jiwa ini berada di bagian utara gurun sahara. Di musim semi akan di temukan langitnya yang biru dan masyarakatnya yang hangat. Laayoune yang dalam bahasa arab berarti “Mata air”. Saat ini, kota yang berada di sepanjang Samudera Atlantik ini, di kelola oleh Maroko sejak 1975 setelah di tinggalkan oleh penduduk Spanyol. Konflik kepentingan antar maroko dengan Pihak Polisario sedikit banyak mempengaruhi perkembangan kota tempat sebagian besar komunitas Saharawi Maroko ini.
C. Dakhla.
Terletak di semenanjung yang berada di pantai barat Afrika, membuat kota ini eksotik dan cocok di kembangkan menjadi pelabuhan yang menghubungkan menjadi pelabuhan yang menghubungkan Afrika dan Amerika.
D. Boujdour.
Pengaturan kota yang sederhana, pelabuhan nelayan, sebuah mercusuar yang sedikit menjorok ke laut dan pantai di selatan kota, adalah sepenggal gambaran kota yang terletak di Sahara bagian barat ini