Tahun ini tepat 25th Sister City Jakarta – Casablanca Partnership. Casablanca tentu bukan hal asing di telinga warga Jakarta. Nama tersebut merupakan nama jalan yang menghubungkan Jakarta Timur dengan Jakarta Selatan, jalan utama yang terkenal sebagai pusat perbelanjaan dan bisnis di Jakarta. Di sisi lain, di ibukota Maroko, Rabat, ada sebuah jalan yang bernama Soukarno.
Kerja sama Sister City antara Jakarta dan Casablanca, kota terbesar di Maroko ditandatangani pada 21 September 1990 yang meliputi bidang kesenian, perdagangan, pariwisata dan kebudayaan. 
Disela-sela kegiatab tersebut, sehari seblum acara dimulai para romongan dari DKI Jakarta terlebih dahulu menikmati kota Casablanca dengan mengunjungi Masjid Hassan II dan Souq Habous. Masjid Hassan II dikenal sebagai masjid yang memiliki menara paling tinggi di dunia. Tinggi menara itu adalah sekitar 210 m atau 689 kaki. Selain ketinggiannya itu, menara masjid ini juga termasyhur sebagai menara yang spektakuler karena dari puncaknya pada waktu malam hari akan terlihat sinar laser yang terang yang mengarah ke kiblat, yaitu ke arah Kabah di Mekah, seakan-akan menjadi penunjuk jalan ke rumah Tuhan. Selain itu, Masjid ini juga spektakuler karena sebagian lantainya terletak tepat di atas Samudera Atlantik. 
Masjid Hassan II merupakan masjid terbesar di Maroko dan masjid ketiga terbesar di dunia setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah. Ruangan utama masjid ini dapat menampung 25 ribu jamaah, namun jika seluruh ruangan dalam dan luar masjid dimanfaatkan – kapan saja diperlukan – maka kapasitasnya akan meningkat menjadi 105 ribu jamaah.
Selanjutnya menujju Quartier de Habous, yaitu pasar tradisional Maroko yang menjajakan berbagai macam produk khas Maroko. Mualai dari souvenir, pakaian, pernak-pernik dan berbagaimacam barang dagangan lainnya. Ingin tau perjalanan mereka? Silahkan check videonya 🙂
 Dibawah ini adalah cuplikan video dokumentasi agenda kegiatan tersebut yang bertempat di Morocco Mall.

Day
1: Airport Mohammed V Casablanca-Marrakech
  • ·   Kedatangan
    di bandara Mohammed V Casablanca dengan disambut Tour Leader berbahsa
    Indonesia.
  • ·   Menuju
    Marrakech untuk check in hotel dan istirahat sejenak sekaligus persiapan city
    tour Marrakech.
  • ·   Selanjutnya
    mengunjungi obyek wisata di Marrakech: Majorelle Garden, Bahia Palace, Badi
    Palace dan Masjid Koutubia .
  • ·   Makan
    malam di  Djema El Fna, pasar tradisional
    terbesar di Maroko sekaligus tempat ajang pertunjukan music dan hiburan.
  • ·   Kembali
    ke hotel untuk istirahat.

                               
Day
2: Marrakech – Ouarzazate –
Dadès Gorges (
330 km)
  • ·  
    Keberangkatan ke gurun padang pasir
    Merzouga dari Marrakech di pagi hari setelah breakfast.
  • ·  
    Dari Maarakech menuju lembah Dades
    melewati pegunungan tinggi Atlas melalui Tizi n’Tichka hingga singgah di daerah
    Ait benhaddou, yang terkenal dengaan istana lumpur. Ait Benhaddou juga sering
    dijadikan tempat shoting film holywood.
  • ·  
    Setelah makan siang di Ouarzazate kita
    akan melanjutkan perjalanan menuju ke Dadès, melewati perkebunan kurma dan
    Lembah Roses.
  • ·  
    Check in hotel di Dades Gorges untuk
    istirahat.

Day
3: From Dadès Gorges to Merzouga
  • ·  
    After breakfast, dari Dadès menuju ke desert of Merzouga.
  • ·  
    Singgah dipemukiman warga Berber dan mengujnungi tempat
    kerajinan  warga Berber.
  • ·  
    Setelah itu menuju ke Erg Chebbi, bukit
    gurun sahara di Merzouga. Untuk mencapai tengah padang pasir harus menunggang
    unta di sore hari dengan perjalanan sekitar 1 jam. Selama perjalanan kita bisa
    menikmati sunset diatas onta. Puncak Merzouga adalah dibukit Erg Chebbi, dimana
    terdapat hamparan dan bukit-bukit pasir yang indah.  
  • ·  
    Bermalam di tenda padang pasir dengan
    sajian makanan khas Maroko, Tajine dan Couscous. Turis juga dihibur pertunjukan
    musik khas Maroko mengitari api unggun. Dijamin sangat mengesankan, bersama
    para turis manca Negara berkumpul mengitari api unggun sambil menikmati
    indahnya bintang dan rembulan ditengah padang sahara

Day
4: Merzouga – Fes
  • ·  
    Dipagi hari, terlebih dahulu breakfast
    di tenda sebelum meninggalkan padang pasir sambil menikmati matahari terbit
    dari bukit-bukit pasir. Sepanjang perjalanan Anda juga bisa menikmati sunrise
    dan nuansa indah padang sahara.  Selanjutnya menuju kota Fes.
  • ·  
    Makan siang dengan menu tradisional khas Maroko.
  • ·  
    Check in hotel/riad in Fes.
  • ·  
    Menikmati nuansa malam kota Fes dengan makan malam di old
    medina.
  • ·  
    Kembali ke hotel untuk istirahat

Day
5: Fes-Tangier
  • ·   Setelah
    breakfast, city tour kota Fes. Mengunjungi Medinah Jadidah, Makam Syaikh Ibnul
    Arabi (pengarang kitab Ahkamul Quran), Universitas Qurrawiyyin (Universitas
    tertua di dunia), Makam Syeikh At Tijani (Pendiri Toriqoh at Tijaniyyah) dan
    melihat pemandangan kota lama Fes dari atas.
  • ·   Setelah
    makan siang meuju Tangier.
  • ·   Check
    in hotel/riad in Rabat untuk istirahat. Overnight in Tangier.

Day
6: Tangier-Rabat
  • ·   Setelah
    breakfast, mengunjungi obyek wisata kota Tangier seperti Cap Spartel (tempat
    bertemunya laut mediterania dan atlantik), Gua Hercules dan Ziarah makam sang
    petualang dunia, Ibnu Batuta.
  • ·   Setelah
    makan siang menuju Rabat.
  • ·   Berfoto
    didepan jalan Soekarno yang berada di jantung ibu kota Rabat.
  • ·   Check
    in hotel di Rabat dan istirahat sejenak.
  • ·   Shoping
    di pasar Oudaya Rabat dilanjutkan makan malam ditengah kota Rabat.
  • ·   Kembali
    ke hotel untuk istirahat. Overnight in Rabat.

Day
7: Rabat-Bandara Mohammed V Casablanca
  • ·   Setelah  breakfast, mengunjungi situs bersejarah
    seperti; Bab Chella, Kasbah Oudaya, Tour Hassan/makam Raja Hasan II.
  • ·   Menuju
    Casablanca.
  • ·   Mengunjungi
    Masjid Hassan II.
  • ·   Menuju
    bandara Mohammed V Casablanca.
  • ·   Dari
    masjid Hassan II menuju Bandara Mohammed V membutuhkan waktu 1 jam.
Citizen6, Maroko Menjelang malam 27 ramadan ribuan warga Maroko berbondong-bondong mendatangi masjid Hasan II yang berdiri megah di atas laut pondasi bebatuan laut Atlantik. Masjid ini merupakan masjid terbesar ketiga di dunia setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah dan menjadi ikon terbesar kota Casablanca.
Seperti di beritakan di media sosial Maroko, sebelum maghrib para jamaah taraweh menuju masjid bersama keluarga dan saudara dengan membawa bekal makanan buka puasa masing-masing. Tak sedikit pula yang membagikan menu ta’jil dipinggir-pinggir jalan.

Keramaian di Masjid Hassan II

Sebagian orang lainnya ada yang mendapatkan dan ada juga yang sengaja membawa bekal sendiri dari rumah. Sore itu masyarakat Maroko terus berbondong-bondong memadati tempat yang telah disediakan oleh pengurus masjid untuk berbuka puasa bersama. Sayangnya malam ini tidak semua orang bisa sholat berjamaah di dalam maupun di pelataran masjid dengan dalih keamanan Raja Mohammed VI yang saat itu sudah berada di dalam masjid Hassan II untuk melaksanakan sholat taraweh berjamaah dengan warganya. 
Masyarakat Maroko yang mayoritas meyakini malam lailatul qodar turun pada malam 27 ramadan menjadikan Masjid Hassan II seperti lautan manusia. Keamanan malam itu terlihat sangat ketat, semua polisi dikerahkan disepanjang jalan, mulai dari halaman dan luar masjid hingga dijalanan banyak sekali polisi berjaga. Salah satu teman saya yang saat itu menggendong tas hitam pun ikut digeledah polisi saat menuju pelataran masjid.

Keramaian di Masjid Hassan II

Malam itu menjadi momen menggembirakan bagi warga Maroko khususnya warga Casablanca. Suara riyuh diiringi tepuk tangan dengan yel-yel “Malikuna wahid Mohammed VI” terus bergemuruh ketika menyambut kedatangan raja menuju pintu masuk masjid Hassan II. Karena tidak semua warga Maroko bisa sholat didalam masjid, pengurus masjid menyediakan tempat sholat dengan alas tikar berwarna biru disamping kiri masjid berdekatan dengan pantai.
Ketika waktu sholat isya tiba, jamaah yang ada dipelataran masjid sebagian merasa kecewa karena suara pengeras yang ada dipelataran dipindah semua didekat pantai. Ahirnya terpaksa shalat isya berjamaah di imami oleh dua imam, satunya di dalam masjid dan satunya lagi dipelataran masjid.
Untungnya usai sholat isya tiba-tiba suara imam dari dalam masjid terdengar keras dari arah pojok kanan masjid sehingga jamaah yang ada dipelataran masjid bisa sholat taraweh berjamaah dengan satu imam. Sementara itu, para kemanan mulaii dari polisi dan pasukan kemanan raja terus berjaga mengelilingi jamaah. Menariknya, imam taraweh malam ini lebih dari satu orang. Tiap selesai satu salam diganti dengan imam lainnya secara bergantian hinggal lima kali salam. Suaranya yang indah dan merdu bercampur angin spoi-spoi malam itu menambah kekhusyuan para jamaah.
Usai shalat taraweh, semua warga mengitari pelataran masjid menyambut raja keluar. Dengan pengawalan ketat raja menyalami warganya satu persatu. Semua yang hadir saling berebut kesempatan dan melambaikan tangannya kearah raja suapaya bisa bersalaman. Sayangnya tidak semua warga mendapat kesempatan untuk bersalaman.
Untuk mengambil gambar saja dilarang keras oleh pihak keamanan. Saya yang kebetulan berada di depan cuma bisa melihat senyum raja yang ramah dan meneduhkan ketika menyalami warganya. Meski kaki bolak balik terinjak dan dapat sikutan kanan kiri saya dan teman-teman terus bertahan melihat raja menyalami warganya hingga ahirnya masuk ke mobil meninggalkan masjid Hassan II. (ul)
Pengirim:
Kusnadi, Ketua Tanfidziah PCINU Maroko.
Didirikan oleh saudagar Spanyol 1575 di lokasi sebuah desa abad 12 yang di sebut Anfa, tempat singgah bagi para perampok yang menyerang kapal-kapal yang datang dari pantai utara Maroko. Tak satupun yang tersisa dari kota perampok itu karena di hancurkan bangsa Portugal (1468). Setelah mereka kembali 1515, Casa Branca atau Casablanca di manfaatkan sebgai pelabuhan kota dagang penting.
Setelah gempa bumi mengahncurkannya (1755), sultan Alawi membangunnya lagi. Dengan cepat para pemukim Prancis pindah ke dalam kota dan menjadi mayoritas penduduknya (sekitar 1907). Mereka membangun kembali pelabuhannya sebagai pelabuhan Maroko, medorong cepatnya kemajuan perdagangan yang menggelembungkan jumlah penduduknya hingga 3,5 juta pada tahun1990, di bandingkan dengan 10.000 jiwa pada tahun 1890. sebagai pusat  kota Casablanca, masih tersisa jalan-jalan sempit dan rumah-rumah bata yang terkesan dingin terletak di bagian dlalam tembok kota aslinya. Di luarnya ada pemukiman warga Perancis, Casablanca yang luasnya menyakup 35 mil (90 km) dan  di tunjang pelabuhannya Byang sibuk  merupakan ibu kota bisnis dan ekonomi Maroko, juga sebagai tempat bank dan hotel mewah nasional maupun internasional bernarkas yang menghasilkan lebih dari separuh transaksi perbankan dan produksi industri nasioanal berlangsung di kota Casablanca. Beberapa tempat yang bisa di kunjungi dan di nikmati oleh para wisatawan di antaranya:
Masjid Hassan II (Dua)
Masjid Raja Hassan II, sebuah masjid nyang relative baru dan menjadi salah satu masjid kebanggaan warga Casablanca dan Maroko secara umum. Bagaimana tidak, masjid yang di bangun atas prakarsa Raja Hassan II dengan anggaran dan hasil sumbangsih dari sebagian besar komunita muslim Maroko dan lokasinya yang di atas permukaan laut, menjadi masjid hassan II yang terbesar di Maroko dan terbesar ketiga di dunia. Masjid Hassan II menjadi masjid kedua di Maroko yang terbuka bagi pengunjung non-muslim dengan pengaturan jadual yang telah ditetapkan. Keunikan, keindahan dan kekhasan fitur interior atap dengan menara khas Maroko yang tinggi, menjadikan masjid Hassan II begitu megah dan bamyak si kunjungi para wisatawan.
Kota Lama Casablanca.
Old Medina Casablanca, terletak sebelah utara Kantor Nations Unies adalah sebuah kota kecil dengan benteng tradisional di bagian kota Casablanca. Jika anda berkunjung ke Casablanca, Old Medina Casablanca layak di kunjungi.
Casablanca Corniche
Casablanca Corniche, sebagai area pantai yang membentan dari ujung barat Masjid Hassan II menjadi daya tarik tersendiri bagi kota Casablanca. Kawasan yang pada masa Raja Hasaan II hanya diisi resor dan restorant, saat ini berkembang dan di sulap menjadi line hotel pinggir laut Boulevard de la Corniche, tidak ketinggalan lengkap dengan klub malam yang meghidupkan suasana malam-malam kota Casablanca. Di sepanjang jalan kawasa Casablanca Corniche banyak tersedia Cafe dan restorant  makanan siap saji yang sebagiannya menyerupai kemegahan ota New Jersey Amerika Serikat. Sebuah gedung bioskop baru gaya Barat juga dapat di temukan di Casablanca Corniche. Pilihan terbaik untuk menimati suasana Casablanca Corniche dengan turun ke jalan dan beristirahat di salah satu kafe yang berjejer dengan pemandangan laut yang indah.
Mushalla Sidi Abderrahman.
Mushalla Sidi Abderrahman di bangun di atas batu lepas pantai Casablanca, mushalla hanya dapat di akses dan di kunjungi pada saat air surut dan terlarang  untuk non-muslims. Namun demikian, semua pengunjugn di persilahkan menikmati kawasan kecil sekitar mushalla untuk menangkap pemandangan dinding putih yang indah sebelum akhirnya meninggalkan Casablanca Cornice.
Mahkama du Pacha.
Mhkama du Pacha adalah sebuah bangunan Hispanik-Moor yang terdiri lebih dari 60 kamar hiasan dengan langit-langit kayu berukir halus. Bangunan ini di huiasi  dengan pagar besi tempa yang rumit serta lantai keramik yang indah. Meskipun untuk masuk ke bangunan ini dengan gratis, pengunjung tidak mudah bisa menemukan Mahkama du Pacha, oleh karenanya perlu Guide untuk mencapai kesana.
Casablanca Twin Tower.
Casablanca Twin towers selesai di bangun pada tahun1999. Saat ini Casablanca Centre menjadi bangunan paling representative dari Casablanca sebagai kota modern, giat dan penuh aktifitas. Dua menara setinggi155 meter yang menjadi inti mega proyek Maroko ini,terinspirasi oleh model arsitektur tradisional Arab, baik volume dan komposisi fasadnya, 5 lantai pertama sebagai perkantoran, apartemen dan toko-toko, selebihnya sebagai terraces,  bar dan restorant yang menempati lantai atas.Casablanca twin towers ini dilengkapi tiga basement untuk parkir.