Proses pembuatan hena di Souk Djema El Fna-Marrakech

Takut dengan jarum suntik tapi
ingin memiliki tato? Coba saja melancong ke Souk Djema El Fna di Marrrakech. Atau
bisa juga anda temukan ditempat-tempat wisata Maroko. Namun jika anda tidak
berimant memilki tato henna maka saya sarankan, jika ada orang yang menawarkan
hena gratis jangn diterima. Karena biasanya setelah setelah selesai akan
dimintai uang. Jadi jangan ragu-ragu untuk menolaknya.
Hena atau pacar Arab bisa
membekas di kulit manusia selama beberapa waktu namun akan hilang setelah dua
mingguan. Di Maroko dan beberapa negara Timur lainnya, wanita menggunakan hena
di kaki dan tangan saat ingin menikah. Nah, para wisatawan juga bisa lho
mendapat guratan tato dari hena meski belum ingin menikah. Jelajahi saja Souk
atau tempat wisata di Maroko dan carilah stand favorit Anda dan pilihlah desain
hena kesukaan.
Penaburan aksesoris hena
Proses melukis Henna sendiri
cukup cepat, sama seperti melukis kue ulang tahun,  isian tinta henna persis kayak coklat yang
dimasukkan ke dalam plastik yang berbentuk kerucut dan pelan pelan di pencet
hingga ujungnya mengeluarkan tinta sesuai warna yang di minta dan mulailah
tangan kita di lukis, hanya saja isian tinta hena tersebut dimasukan kedalam
bungkus jarum suntik. Sehingga lebih mudah ketika melukis diatas kulit, dalam
prosesnya tangan di letakkan di atas papan yang rata atau meja dan ada juga
yang cukup dipegang oleh pelukis hena bagi yang sudah profesional. 
Hasilnya 🙂
Pelan pelan tangan kita akan di
lukis, jangan sampai lukisannya belepotan ya, makanya setelah di Henna biarkan
hingga kering, jangan menyeka atau tersentuh  karena bekas tinta henna yang
di lukis yang awalnya tebal menjadi kering dan bisa lepas sendiri. Hasil warna
setelah di lepas saat kering itulah lukisan yang terbentuk. Untuk harga mulai
kisaran 20-40 dirham, yang jelas masih bisa nego. 🙂

Harira adalah sup tradisional dari Maroko yang biasa dikonsumsi untuk berbuka puasa. Meski populer dimasak saat Ramadan untuk berbuka, tak jarang harira dikonsumsi di hari biasa. Berkunjung ke Maroko wajib menyicipi aroma khas Sup Hariroh.
Bahan yang digunakan dalam harira biasanya berbeda-beda tergantung dari masing-masing wilayah. Namun, jika Anda tertarik untuk membuatnya, Anda bisa menggunakan beberapa bahan di bawah ini, seperti dilansir oleh Food.com (03/07).
– 1/2 kg daging domba, potong dadu
– 1 sendok teh kunyit
– 1 1/2 sendok teh lada hitam
– 1 sendok teh bubuk kayu manis
– 1/4 sendok teh bubuk cabe
– 1/4 sendok teh cabe rawit
– 2 sendok makan margarin
– 3/4 cangkir seledri cincang
– 1 buah bawang putih, cincang
– 1 buah bawang merah, cincang
– 1/2 cangkir ketumbar segar, cincang
– 29 ons tomat, potong dadu
– 7 gelas air
– 3/4 cangkir lentil hijau
– 15 ons kacang garbanzo (biasanya dalam kemasan kaleng), tiriskan
– 4 ons bihun (atau bisa diganti dengan mie biasa)
– 2 butir telur, kocok
– 1 buah lemon, dijus terlebih dahulu
– jus tomat (tambahan)
– telur (tambahan)
Cara membuatnya:
1. Campur daging domba, kunyit, lada hitam, kayu manis, jahe, cabe merah, mentega, seledri, bawang, dan daun ketumbar dalam panci sup yang besar. Panaskan dengan api kecil. Aduk selama lima menit. Tuangkan tomat yang sudah dijus ke dalam campuran tersebut, kemudian biarkan mendidih selama 15 menit.
2. Tuangkan jus tomat, air tujuh cangkir, dan lentil ke dalam panci. Biarkan hingga mendidih, lalu kecilkan api. Biarkan sup kembali mendidih, lalu tutup selama dua jam.
3. Sekitar 10 menit sebelum disajikan, ubah api menjadi sedang atau tinggi, kemudian masukkan bihun dan kacang garbanzo. masak selama 10 menit (atau sampai bihun matang). Tambahkan jus lemon dan telur. Lalu masak lagi selama satu menit.
4. Sup harira pun siap dihidangkan!
Anda bisa menambahkan bumbu seperti garam, merica, atau daun mint dan kayu manis untuk menambah cita rasa sup harira, sesuai selera Anda. Resep ini bisa dihidangkan untuk enam porsi dan memakan waktu sekitar 2 jam 45 menit.
Biasanya harira disajikan dengan roti buatan rumah dan madu. Namun di Algeria, sup ini juga disajikan dengan potongan lemon. Anda juga bisa memakannya dengan nasi. sumber: http:www.merdeka.com
Di Maroko terdapat banyak jenis roti yang terkenal dengan kelezatannya. Roti kering yang disebut khoubz/khubz (ejaan Maroko) adalah makanan pokok Maroko berupa roti yang dipanggang dalam oven berbahan bakar kayu. Roti lain yang terkenal adalah beghrir (roti spons, sedikit seperti crumpets), harsha (roti mentega yang terbuat dari pasta tepung semolina halus) dan rghaif (roti berbentuk datar dan berlapis-lapis). Topping roti yang banyak digunakan di Maroko adalah madu atau keju kambing. 
Jadi jangan kaget ketika berwisata ke Maroko kita (WNI) kesulitan menemukan nasi. Hampir seluruh restorant di Maroko selalu menyajikan roti disetiap menu makanannya. Namun tak perlu khawatir, Zuwaina Tour & Travel juga menyediakan paket menu makanan khas Indonesia. Anda bisa menikmatinya dikota manapun Anda berada. 
Untuk info lebih lanjut silahkan hubungi kotak layanan kami : Email: zuwainatour@gmail,com – WA: +212630325257 (Kusnadi El Ghezwa). Bienvenu au Maroc :).

Ketika melintasi jalan Mohammad V, tepat didepan bank Magrib, disamping pos Magrib ada palang yang tertuliskan Avenue Soukarno atau jalan Soekarno. Bagi para mahasiswa, maupun orang Indonesia yang berkunjung ke Maroko palang itu merupakan kebanggaan tersendiri. Betapa tidak nama  presiden pertama Indonesia diresmikan sebagai nama jalan yang ada di jantung ibu kota Maroko.
Hubungan persahabatan Indonesia dengan negeri di kawasan Afrika Utara ini sudah terjalin selama setengah abad lebih. Sebelumnya, Indonesia dan Maroko sudah saling mengenal pada pertengahan abad ke 14 M melalui pengembara sekaligus sosiolog muslim Maroko bernama Ibnu Battutah. Begitu juga Maulana Malik Ibrahim, sesepuh Wali Songo asal Maroko yang dikenal dengan nama Sunan Gresik, datang untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam di Indonesia.
Perkenalan Indonesia-Maroko semakin dekat saat peristiwa perjuangan kemerdekaan di beberapa negara Asia dan Afrika. Dukungan Indonesia mendorong Maroko aktif dalam Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung. Setahun setelah itu, tepatnya tanggal 2 Maret 1956, Maroko meraih kemerdekaannya. Hari itu juga hubungan diplomatik antara dua negara ini terjalin, yang ditandai dengan dibukanya Kantor Kedutaan Besar RI di Rabat.
Pada tanggal 2 Mei 1960  Presiden pertama Indonesia mengadakan kunjungan ke Maroko, sebagai  bentuk dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Maroko dari jajahan  Francis. Beliau mendapat sambutan hangat dari Raja Mohammed V dan rakyat Maroko. Presiden Soekarno dianggap tokoh yang berperan dalam kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika, Indonesia merupakan Negara pertama yang mengakui kedaulatan Negara Maroko. Sebagai apresiasi dari raja Mohammad V, nama presiden Soekarno diabadikan sebagai nama jalan besar yang berada di jantung ibu kota ini.
Ketika raja Mohammad V memberikan tawaran kepada Ir Soekarno dengan berbagai macam hadiah   sebagai ucapan  rasa trimakasih, beliau menolaknya. Ir Soekarno hanya meminta agar rakyatnya boleh masuk ke Maroko seperti rumah sendiri. Hingga saat ini  pemerintah Maroko memberikan On Arrival Visa kepada WNI yang datang ke Maroko.
Selain Rue Soekarno dapat kita jumpai pula Rue Bandung  di jalanan sempit menuju pantai Oudaya, tidak jauh dari Rue Bandung ada Rue Indonesia dan Rue Jakarta. Nama-Nama kota besar di Indonesia dijadikan sebagai nama  jalan di Maroko.
Sementara itu, nama kota terbesar di Maroko diabadikan namanya di Indonesia yang dikenal dengan terowongan Casablanca. Hal ini merupakan lambang dari persaudaraan dua Negara yang akan abadi.
Saat ini persahabatan antara Indonesia-Maroko terjalin semakin serat setelah kurang lebih 51 tahun lamanya, berbagai kerjasama antara dua negara ini  terjalin semakin baik dari mulai pendidikan, ekonomi, politik, pariwisata, sosial, dan budaya telah dilakukan oleh keduanya.
Upaya kerjasama yang dilakukan antara lain dengan pertukaran pelajar, pertukaran dosen dan tim peneliti untuk pendalaman khasanah ke-Islaman, kunjungan  Dharma Wanita Persatuan bersama staf KBRI dalam rangka memberikan bantuan sosial kepada Asosiasi Sosial Budaya Tunanetra Maroko, kunjungan Tim Pertukaran Ilimiah Badan Litbang Pertanian ke INRA ( Intitute National de la Recherce Agronomique ), serta partisifasi KBRI  Rabat terhadap setiap event yang ada di Maroko merupakan upaya melestarikan persahabat antara dua negara  yang telah terjalin dengan baik.
Peranan mahasiwa Indonesia di Maroko sebagai duta bangsa mewarnai keakraban dan keharmonisan antara dua negara mulai dari kegiatan Universitas yang diadakan setiap tahunnya yang disebut “ayam tsaqafi”, dimana mahasiswa ikut serta mengenalkan budaya Indonesia, pemutaran filem Indonesia dilakukan di berbagai Universitas di Maroko, pelatihan pencak silat untuk anak-anak Maroko, peran aktif mahasiwa Indonesia di Maroko dalam setiap even yang diselenggarakan di Maroko merupakan wujud dari pelestarian persaudaraan yang telah terjalin.
Maroko merupakan negeri berbasis Arab dengan peradaban style versi Eropa. Menurut Musthafa Abdul Rahman, potret itu adalah keberhasilan sistem monarki di Maroko yang telah menjadikan Islam dan modernitas berjalan seiring. Islam dan kemodernan berpadu harmonis dalam kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Hal ini hampir sama dengan kondisi yang ada di Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbanyak di dunia, namun tetap berjalan seiring kemodernitasan Zaman.
Bahkan Wakil Menteri Luar Negeri Maroko, Latifa Akherbach, pernah menyampaikan bahwa Indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia dapat dijadihkan contoh sebagai negara yang mampu memadukan antara nilai Islam, demokrasi dan modernisasi, sehingga Maroko menilai Indonesia merupakan negara penting untuk menjalin kerja sama dalam menghadapi tantangan dan krisis global.
Hal ini tentunya dapat dijadikan pondasi yang bagus untuk menjalin hubungan kekerabatan yang lebih erat. Melalui persamaan kontur sosial budaya kedua negara tersebut, budaya merupakan ciri khas atau identitas sebuah bangsa diharapakan dapat menyatukan jiwa kedua bangsa, dengan ikut memahami, merasakan, mengerti akan kondoisi masing-masing, sehingga hal tersebut dapat berkembang ke alur-alur sistem yang lain.
Banyak potensi antara kedua negara ini yang belum diupayakn secara maksimal,misalnya masih minimnya jumlah pertukaran pelajar antara Indonesia-Maroko, dibidang pariwisa misalnya Indonesia masih kalah terkenal dibanding negara Asia tenggara lainnya, bidang ekonomi masih sangat sedikit sekali produk-produk Indonesia dipasarkan di Maroko. semoga  persahabatan yang sudah terjalin hampir setengah adad lamanya, semakin hari, semakin baik sehingga terjalin hubungan bersimbiosis mutualisme.
By: http:gadismajalengka.blogspot.com
Salam hangat dari negeri seribu benteng, Maroko :).
Rent Car in Morocco
Maroko, negeri eksotis dari ujung barat dunia islam yang menarik dan kaya akan nilai sejarah dan budaya memiliki daya tarik tersendiri bag para wisatawan manca negara. Tak heran jika sekarang dari belahan dunia khususnya Indonesia mengalami peningkatan kunjungan ke negeri ini. Disini kita akan melihat langsung beberapa tempat peninggalan bersejarah yang hingga saat ini masih terjaga dan terawat dengan baik oleh pemerintah Maroko. Dimana Maroko dalam sejarahnya, menjadi pintu utama bagi masuknya Islam ke benua Eropa, khususnya Spanyol, yang pada gilirannya kita kenal dengan sejarah Andalusia. Maroko menawarkan travelers situs menarik, masakan otentik, dan mengubah pemandangan yang sempurna untuk travelers yang mau menjelajahi dan belajar tentang tujuan baru.

Jika Anda membutuhkan penyewaan mobil/transportasi untuk menjelajahi negeri Maroko. Kami dari Zuwaina Tour & Travel yang di organisir oleh mahasiswa Indonesia di Maroko melayani jasa penyewaan mobil baik private maupun group dengan harga terjangkau, fasilitas memuaskan. Kami juga melayani jasa Tour Guide yang bisa berbahasa Indonesia yang mengerti tempat-tempat wisata di Maroko.

Silahkan hubungi kami di Hp/WA: +212630325257,(Atas nama Kusnadi El Ghezwa) email: zuwainatour@gmail.com. Kita bisa diskuskan paket dan tujuan wisata yang Anda inginkan. Bienvenu au Maroc. 
Chefchaouen
Chefchaouen, sebuah kota kecil yang berpenduduk kurang dari 100 ribu jiwa ini terletak di timur laut Maroko atau sekitar 250 km sebelah timur laut ibu kota Rabat, Maroko. Kota yang berada di selah-selah Pegunungan Rif ini termasuk salah satu kota wisata favorit bagi para pelancong.
Penduduknya yang fanatik dengan warna biru menjadikan kota ini terkenal dengan sebutan kota biru. Bagi penggemar arsitektur, jangan lewatkan keindahan bangunan berwarna biru yang terinspirasi dari budaya Yahudi dan tata ruang yang indah dengan latar dramatis pegunungan Rifnya. Hal ini bisa dilihat dari warna arsistek bangunan rumahnya baik luar maupun dalam serta ruas jalan di kota ini tak lepas dari warna biru.
Kota menawan di Maroko yang terletak di Pegunungan Rif ini awalnya dibangun sebagai benteng di abad ke-15. Dengan nyaman dan tenang para wisatawan bisa menikmati keindahan alam kota ini dari atas pegunungan, nuasa biru muda dan putih yang muncul dari warna khas perumahan kota ini membuat Chefchaouen terlihat sangat cantik dan menakjubkan.

Udaranya yang segar dengan diiringi suara gemercik air yang mengalir dari sungai dan bebatuan yang menghiasi bibir sungai menambah kesempurnaan alam di Afrika Utara ini. Belum lagi dengan keramahan para penduduknya yang senantiasa suka membantu menjadikan para wisatawan lebih nyaman dan ingin tinggal lebih lama lagi.

Bukan hanya terkenal dengan kota biru dan cantik saja, kota ini juga bisa dibilang ajaib. Dengan menggunakan Grand Taxi (taksi besar) dari tempat pariwisata Chefchaouen, wisatawan bisa berkeliling menuju perkebunan ganja yang sangat luas. Entah bagaima ceritanya tanaman ini bisa dilegalkan yang jelas sampai sekarang masih ada dan terawat.
Bagi para pelancong tidak ada larangan untuk mengambil foto dengan latar belakang tanaman ganja tersebut sepuasnya.
Selain menikmati udara dan keindahannya, Anda juga ditantang untuk melakukan pendakian ke puncak pegunungan Rif. Kota ini menjadi titik awal pendakian yang pas. Untuk menjaga keamanan para pendaki maka terlebih dahulu meminta izin ke pemerintahan kota setempat sebelum melakukan perjalanan ini.
Kota yang memiliki jalan berbentuk gang-gang ini, di setiap sudutnya memberikan kesan tersendiri dan memilki panorama yang sangat cantik sekali. Pancaran warna biru langit yang muncul dari dinding-dinding perumahan juga ikut menemani perjalanan tatkala menyusuri lorong-lorong kota ini.
Sember: Kompas
TAGINE
Maroko adalah negeri eksotis yang kaya akan nilai sejarah dan budaya. Hingga saat ini masih terjaga dan
terawat dengan baik oleh pemerintah Maroko. Maroko memiliki geografis yang
sangat strategis, di mana Maroko dalam sejarahnya, menjadi pintu utama bagi
masuknya Islam ke benua Eropa, khususnya Spanyol, yang pada gilirannya kita
kenal dengan sejarah Andalusia. Maroko menawarkan travelers situs menarik,
masakan otentik, dan mengubah pemandangan yang sempurna untuk travelers yang
mau menjelajahi dan belajar tentang tujuan baru. 
Jalan-jalan ke tempat baru tak lengkap rasanya kalau tidak mencicipi kuliner lokalnya. Apalagi berwisata ke Maroko yang kaya dengan peninggalan bangunan bersejarah dan makanan khas yang otentik.
Ini dia yang tidak boleh dilewatkan kalo ke Maroko. Tagine mirip semur, bisa daging bisa juga sayuran saja. Yang unik dari tagine adalah cara memasaknya yang menggunakan keramik yang terbuat dari tanah liat yang terdiri atas 2 bagian, piring dan tutup kerucutnya. Bahan makanan diletakkan di atas piring kemudian ditutup sehingga saat proses memasak uap air tertampung dan turun lagi ke makanan. Hasil dari proses memasak ini adalah semua bahan makanan menjadi sangat empuk. Berbagai variasi Tagine: Tagine Chicken, Tagine Lamb, Tagine Vegetable, Tagine Kefta (daging cincang).
Yukk berburu kuliner khas Maroko bersama Zuwaina Tour & Travel. 

smile emotikon

Maroko adalah negara Afrika Utara yang kebetulan menguasai sebagian area gurun sahara di Afrika. Kawasan Zagora, Foum Zquid, dan Erfoud adalah tiga kawasan yang sering dikunjungi wisatawan untuk jalan-jalan di gurun pasir. Namun Zagora lah yang paling terkenal. Berlokasi di Lembah Draa, membuat Zagora strategis untuk memulai perjalanan di gurun pasir. Penyewaan unta pun banyak tersedia di sini. Sedangkan Foum Zquid adalah kawasan padang pasir yang banyak ditanami pohon palem. Sementara Erfourd dikenal sebagai kawasan padang pasir yang memilki oase luas dan indah.
SATU hal yang paling dicari saat pelesir adalah ke tempat yang tidak ada di Tanah Air atau setidaknya berbeda. Sahara atau padang pasir di Maroko adalah salah satunya. Banyak turis yang bilang kalau tidak punya banyak waktu atau uang di Maroko, cukup pergi ke Sahara, setelah itu pulang. Hati pun sudah cukup senang.
Selama perjalanan kita bisa menikmati sunset diatas onta, melewati hamparan dan bukit-bukit pasir yang indah. Disana Anda bermalam di tenda padang pasir dengan sajian makanan khas Maroko, Tajine dan Couscous. Dengan duduk melingkari api unggun diatas karpet yang telah disediakan, Anda akan dihibur pertunjukan musik gendang khas Maroko dan bermalam di tenda. Disini kita bisa merasakan indahnya malam di tengah gurun sahara bersama para turis dari mancanegara ditemani penduduk badui dari Berber,

Dipagi hari, terlebih dahulu breakfast sebelum meninggalkan padang pasir sambil menikmati matahari terbit dari bukit-bukit pasir. Sepanjang perjalanan Anda juga bisa menikmati sunrise dan nuansa indah padang sahara. Selanjutnya menuju Marrakech melewati Tazarine dan Draa Valley, Agdez dan Ouarzazate di mana kita akan berhenti sejenak untuk makan siang. Setelah itu dilanjutkan hingga tiba di Marrakech, disisnilah perjalanan wisata Anda ke gurun sahara telah selesai.
Untuk bisa mengunjungi tempat ini tidak perlu mengeluarkan banyak biaya, info lebih lengkap silahkan hubungi kontak layanan kami : WA; +212699866557. 

Menyeruput nikmat dan harumnya secangkir Attai (teh) panas khas Maroko adalah suatu keharusan yang tidak boleh dilewatkan ketika Anda berkunjung negeri senja (Mahgriby). Apalagi di musim dingin, attai menjadi teman sejati warga Maroko dan para pelajar Indonesia sebagai penghangat tubuh atau sekadar penghilang rasa dingin yang menyelimuti.

Teh Maroko atau yang biasa disebut oleh orang Maroko attai adalah racikan teh khas penduduk Maroko yang dicampur dengan daun Na’na (daun rasa menthol) sehingga menimbulkan cita rasa tersendiri.

Tentunya sangat spesial rasanya karena Anda tidak akan menemukan attai senikmat attai Maroko di belahan dunia manapun, he-he-he… Hal menarik saat menikmati attai di Maroko adalah dengan bersantai dan bercanda ria dengan teman-teman dan kerabat. Menikmati attai di Maroko adalah pengalaman yang unik dan langka.

Minum attai merupakan tradisi dan kebiasaan sehari-hari yang diturunkan dari generasi ke generasi dalam kehidupan masyarakat Maroko. Oleh karena itu, di Maroko banyak terdapat café (makha) yang menyediakan berbagai macam minuman khas Maroko khususnya attai.

Walaupun Negara Maroko bukanlah negara penghasil teh serta tidak memiliki kebun teh namun, Maroko merupakan negara yang mayoritas penduduknya adalah pengonsumsi teh, hebat bukan?
Teknik membuat secangkir attai di café (makha) adalah dengan merebus air dahulu sampai mendidih, kemudian masukkan tehnya dengan terlebih dahulu mengecilkan apinya sambil sesekali diaduk baru disajikan.

Ada juga dengan memisahkan daun na’na (daun rasa menthol) ke dalam gelas baru airnya dituangkan dengan dicampur gula secukupnya sesuai dengan selera.

Cara penyajian attai di Maroko sangat berbeda sekali dengan negara-negara lain seperti Indonesia. Di sini, attai yang sudah ada di dalam ceret tidak langsung dituangkan ke dalam gelas kecuali setelah dicampur dengan daun na’na sehingga memiliki rasa serta aroma yang berbeda.

Yang lebih unik lagi adalah ketika attai yang ada di ceret siap dituangkan ke dalam gelas. Dengan gaya khasnya pelayan café mengangkat ceret tersebut setinggi mungkin sambil menuangkan ke dalam gelas. Kemudian air yang ada di dalam gelas tersebut dimasukkan lagi ke dalam ceret terus dituangkan kembali sampai tiga kali. Seru yahh!

Jika Anda berada di Maroko dan ingin mencobanya maka tidak usah bingung mencarinya karena hampir di sepanjang jalan atau gang banyak sekali café-café yang bertebaran dengan menyediakan beraneka macam minuman khas Maroko khususnya attai.

Kalau saat ini banyak orang menyebut Aceh sebagai Negeri Seribu Warung Kopi karena kebiasaan minum kopi di Banda Aceh dan sekitarnya sudah mengakar di kalangan masyarakat sejak masa Kesultanan Aceh, maka di Maroko pun bisa disebut sebagai Negeri Seribu Warung Attai disamping terkenal dengan sebutan Negeri Seribu Benteng.

Fasilitas yang ada di cafe tak lebih dari meja dan kursi, televisi satelit, dan akses internet, yang jelas rugi banget kalau sudah berada di Maroko tapi tidak mencobanya.

http://travel.kompas.com/…/Menikmati.Aroma.Attai.Khas.Maroko

Tidak seperti kota lainnya di Maroko, Ifrane yang terletak di ketinggian 5.460 feet di Atlas Tengah, memiliki pemandangan seperti di Swiss. Dengan rumah-rumah beratap merah, bunga-bunga bermekaran, dan taman-taman dengan fitur danau, kota bergaya Eropa ini pun kerap disebut sebagai Swiss-nya Maroko.

Pemandangan hutan cedar dan padang rumput yang menghijau di musim semi dan memutih di musim dingin menjadi kontras dengan iklim panas dan kering yang mengelilingi kota tersebut. Karena mudah diakses, Ifrane berfungsi sebagai taman bermain yang mengasyikkan di musim dingin.
Ifrane dulunya dibangun oleh Perancis pada tahun 1930-an, selama era protektorat untuk digunakan sebagai administrasi. Perancis tertarik untuk mendirikan kota di Maroko karena iklimnya yang sejuk selama musim panas. Ketika Fes dan Meknes terasa sangat panas, Ifrane justru sangat sejuk.
Di musim dingin, suhu sering turun di bawah titik beku dan gunung di sekitar kota ini tampak diselimuti salju tebal. Suhu terendah yang pernah tercatat di Afrika bahkan masih berada di bawah Ifrane yakni -24 derajat C.

Berada di kawasan pegunungan, Ifrane menjadi semacam tempat di mana keluarga kolonial biasanya menghabiskan bulan-bulan musim panas mereka. Konsep “stasiun bukit” ini pertama kali dikembangkan oleh Inggris di India, contoh yang paling terkenal di antaranya adalah Shimla di Himalaya yang menjabat sebagai ibukota musim panas mereka.

Kota semacam ini memang ditujukan untuk keluarga ekspatriat Eropa, mereka sering dirancang sedemikian rupa untuk mengingatkan penduduk asing tentang kampung halaman mereka. Gaya arsitektur, pohon-pohon dan bahkan tanaman bunga di kota ini diimpor langsung dari negara asal mereka di Eropa.

Setelah merdeka dari Perancis, penduduk Maroko mengambil alih kota ini. Mereka memperbesar kota ini, membangun sebuah masjid, pasar dan fasilitas lainnya. Pada tahun 1995, sebuah universitas bergengsi, Al Akhawayn University, dibuka dan Ifrane muncul sebagai destinasi yang paling diinginkan untuk pariwisata domestik.