Marhaban yaa Ramadhan, itulah kata-kata yang saat ini sedang sering dibagikan kepada teman-teman, saudara dan kerabat dalam rangka menyambut bulan suci yang penuh berkah yakni bulan suci Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Karena pada bulan suci Ramadhan, Allah memberikan pahala yang berlipat-lipat ganda bagi siapa saja yang mau melakukan ibadah maupun amal kebaikan di bulan suci ini. Selain itu, Allah juga membuka pintu ampunan yang sangat lebar bagi hamba-hamba-Nya yang ingin memohon ampunan dosa dan ingin bertaubat kembali ke jalan yang Allah ridhai. Kali ini, zuwainatour.com juga ingin mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa 1437 lewat video. Semoga amal ibadah kita semua di ridhoi oleh Allah SWT. Amin
Marhaban yaa Ramadhan, itulah kata-kata yang saat ini sedang sering dibagikan kepada teman-teman, saudara dan kerabat dalam rangka menyambut bulan suci yang penuh berkah yakni bulan suci Ramadhan.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Karena pada bulan suci Ramadhan, Allah memberikan pahala yang berlipat-lipat ganda bagi siapa saja yang mau melakukan ibadah maupun amal kebaikan di bulan suci ini.
Selain itu, Allah juga membuka pintu ampunan yang sangat lebar bagi hamba-hamba-Nya yang ingin memohon ampunan dosa dan ingin bertaubat kembali ke jalan yang Allah ridhai.
Kali ini, zuwainatour.com juga ingin mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa 1437 lewat video. Semoga amal ibadah kita semua di ridhoi oleh Allah SWT. Amin
Tahun ini tepat 25th Sister City Jakarta - Casablanca Partnership. Casablanca tentu bukan hal asing di telinga warga Jakarta. Nama tersebut merupakan nama jalan yang menghubungkan Jakarta Timur dengan Jakarta Selatan, jalan utama yang terkenal sebagai pusat perbelanjaan dan bisnis di Jakarta. Di sisi lain, di ibukota Maroko, Rabat, ada sebuah jalan yang bernama Soukarno. Kerja sama Sister City antara Jakarta dan Casablanca, kota terbesar di Maroko ditandatangani pada 21 September 1990 yang meliputi bidang kesenian, perdagangan, pariwisata dan kebudayaan. Disela-sela kegiatab tersebut, sehari seblum acara dimulai para romongan dari DKI Jakarta terlebih dahulu menikmati kota Casablanca dengan mengunjungi Masjid Hassan II dan Souq Habous. Masjid Hassan II dikenal sebagai masjid yang memiliki menara paling tinggi di dunia. Tinggi menara itu adalah sekitar 210 m atau 689 kaki. Selain ketinggiannya itu, menara masjid ini juga termasyhur sebagai menara yang spektakuler karena dari puncaknya pada waktu malam hari akan terlihat sinar laser yang terang yang mengarah ke kiblat, yaitu ke arah Kabah di Mekah, seakan-akan menjadi penunjuk jalan ke rumah Tuhan. Selain itu, Masjid ini juga spektakuler karena sebagian lantainya terletak tepat di atas Samudera Atlantik. Masjid Hassan II merupakan masjid terbesar di Maroko dan masjid ketiga terbesar di dunia setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah. Ruangan utama masjid ini dapat menampung 25 ribu jamaah, namun jika seluruh ruangan dalam dan luar masjid dimanfaatkan – kapan saja diperlukan – maka kapasitasnya akan meningkat menjadi 105 ribu jamaah. Selanjutnya menujju Quartier de Habous, yaitu pasar tradisional Maroko yang menjajakan berbagai macam produk khas Maroko. Mualai dari souvenir, pakaian, pernak-pernik dan berbagaimacam barang dagangan lainnya. Ingin tau perjalanan mereka? Silahkan check videonya :) Dibawah ini adalah cuplikan video dokumentasi agenda kegiatan tersebut yang bertempat di Morocco Mall.
Tahun ini tepat 25th Sister City Jakarta – Casablanca Partnership. Casablanca tentu bukan hal asing di telinga warga Jakarta. Nama tersebut merupakan nama jalan yang menghubungkan Jakarta Timur dengan Jakarta Selatan, jalan utama yang terkenal sebagai pusat perbelanjaan dan bisnis di Jakarta. Di sisi lain, di ibukota Maroko, Rabat, ada sebuah jalan yang bernama Soukarno.
Kerja sama Sister City antara Jakarta dan Casablanca, kota terbesar di Maroko ditandatangani pada 21 September 1990 yang meliputi bidang kesenian, perdagangan, pariwisata dan kebudayaan.
Disela-sela kegiatab tersebut, sehari seblum acara dimulai para romongan dari DKI Jakarta terlebih dahulu menikmati kota Casablanca dengan mengunjungi Masjid Hassan II dan Souq Habous. Masjid Hassan II dikenal sebagai masjid yang memiliki menara paling tinggi di dunia. Tinggi menara itu adalah sekitar 210 m atau 689 kaki. Selain ketinggiannya itu, menara masjid ini juga termasyhur sebagai menara yang spektakuler karena dari puncaknya pada waktu malam hari akan terlihat sinar laser yang terang yang mengarah ke kiblat, yaitu ke arah Kabah di Mekah, seakan-akan menjadi penunjuk jalan ke rumah Tuhan. Selain itu, Masjid ini juga spektakuler karena sebagian lantainya terletak tepat di atas Samudera Atlantik.
Masjid Hassan II merupakan masjid terbesar di Maroko dan masjid ketiga terbesar di dunia setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah. Ruangan utama masjid ini dapat menampung 25 ribu jamaah, namun jika seluruh ruangan dalam dan luar masjid dimanfaatkan – kapan saja diperlukan – maka kapasitasnya akan meningkat menjadi 105 ribu jamaah.
Selanjutnya menujju Quartier de Habous, yaitu pasar tradisional Maroko yang menjajakan berbagai macam produk khas Maroko. Mualai dari souvenir, pakaian, pernak-pernik dan berbagaimacam barang dagangan lainnya. Ingin tau perjalanan mereka? Silahkan check videonya 🙂
Dibawah ini adalah cuplikan video dokumentasi agenda kegiatan tersebut yang bertempat di Morocco Mall.
Beni-Mellal (Berber: Ayt Mellal, Arabic: بني ملال) is a Moroccan city. It is the capital of the Béni Mellal-Khénifra Region and has a population of 489,248 (2010 census). It sits at the foot of Mount Tassemit (2247m), and next to the plains of Beni Amir. The walls of the city go back to Moulay Ismail, in 1688, as well as the Kasbah Bel-Kush but most of the city is quite modern and forms an important economic centre for the region particularly in the areas of petrochemical production as well as textile manufacturing which forms the backbone of the wider community. Local agricultural products as oranges, olives, figs etc. find their way to the market via Beni Mellal. The city has good connections via the road to Casablanca to the East and lies on the ancient route - now a national road - from Fez to Marrakech. The national rail-operator ONCF is also extending the railtrack from Casablanca to (nearby) Oued Zem to the city.
Beni-Mellal (Berber: Ayt Mellal, Arabic: بني ملال) is a Moroccan city. It is the capital of the Béni Mellal-Khénifra Region and has a population of 489,248 (2010 census). It sits at the foot of Mount Tassemit (2247m), and next to the plains of Beni Amir.
The walls of the city go back to Moulay Ismail, in 1688, as well as the Kasbah Bel-Kush but most of the city is quite modern and forms an important economic centre for the region particularly in the areas of petrochemical production as well as textile manufacturing which forms the backbone of the wider community. Local agricultural products as oranges, olives, figs etc. find their way to the market via Beni Mellal.
The city has good connections via the road to Casablanca to the East and lies on the ancient route – now a national road – from Fez to Marrakech. The national rail-operator ONCF is also extending the railtrack from Casablanca to (nearby) Oued Zem to the city.
Ketika melintasi jalan Mohammad V, tepat didepan bank Magrib, disamping pos Magrib ada palang yang tertuliskan Avenue Soukarno atau jalan Soekarno. Bagi para mahasiswa, maupun orang Indonesia yang berkunjung ke Maroko palang itu merupakan kebanggaan tersendiri. Betapa tidak nama presiden pertama Indonesia diresmikan sebagai nama jalan yang ada di jantung ibu kota Maroko. Hubungan persahabatan Indonesia dengan negeri di kawasan Afrika Utara ini sudah terjalin selama setengah abad lebih. Sebelumnya, Indonesia dan Maroko sudah saling mengenal pada pertengahan abad ke 14 M melalui pengembara sekaligus sosiolog muslim Maroko bernama Ibnu Battutah. Begitu juga Maulana Malik Ibrahim, sesepuh Wali Songo asal Maroko yang dikenal dengan nama Sunan Gresik, datang untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam di Indonesia. Perkenalan Indonesia-Maroko semakin dekat saat peristiwa perjuangan kemerdekaan di beberapa negara Asia dan Afrika. Dukungan Indonesia mendorong Maroko aktif dalam Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung. Setahun setelah itu, tepatnya tanggal 2 Maret 1956, Maroko meraih kemerdekaannya. Hari itu juga hubungan diplomatik antara dua negara ini terjalin, yang ditandai dengan dibukanya Kantor Kedutaan Besar RI di Rabat. Pada tanggal 2 Mei 1960 Presiden pertama Indonesia mengadakan kunjungan ke Maroko, sebagai bentuk dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Maroko dari jajahan Francis. Beliau mendapat sambutan hangat dari Raja Mohammed V dan rakyat Maroko. Presiden Soekarno dianggap tokoh yang berperan dalam kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika, Indonesia merupakan Negara pertama yang mengakui kedaulatan Negara Maroko. Sebagai apresiasi dari raja Mohammad V, nama presiden Soekarno diabadikan sebagai nama jalan besar yang berada di jantung ibu kota ini. Ketika raja Mohammad V memberikan tawaran kepada Ir Soekarno dengan berbagai macam hadiah sebagai ucapan rasa trimakasih, beliau menolaknya. Ir Soekarno hanya meminta agar rakyatnya boleh masuk ke Maroko seperti rumah sendiri. Hingga saat ini pemerintah Maroko memberikan On Arrival Visa kepada WNI yang datang ke Maroko. Selain Rue Soekarno dapat kita
Ketika melintasi jalan Mohammad V, tepat didepan bank Magrib, disamping pos Magrib ada palang yang tertuliskan Avenue Soukarno atau jalan Soekarno. Bagi para mahasiswa, maupun orang Indonesia yang berkunjung ke Maroko palang itu merupakan kebanggaan tersendiri. Betapa tidak nama presiden pertama Indonesia diresmikan sebagai nama jalan yang ada di jantung ibu kota Maroko.
Hubungan persahabatan Indonesia dengan negeri di kawasan Afrika Utara ini sudah terjalin selama setengah abad lebih. Sebelumnya, Indonesia dan Maroko sudah saling mengenal pada pertengahan abad ke 14 M melalui pengembara sekaligus sosiolog muslim Maroko bernama Ibnu Battutah. Begitu juga Maulana Malik Ibrahim, sesepuh Wali Songo asal Maroko yang dikenal dengan nama Sunan Gresik, datang untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam di Indonesia.
Perkenalan Indonesia-Maroko semakin dekat saat peristiwa perjuangan kemerdekaan di beberapa negara Asia dan Afrika. Dukungan Indonesia mendorong Maroko aktif dalam Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung. Setahun setelah itu, tepatnya tanggal 2 Maret 1956, Maroko meraih kemerdekaannya. Hari itu juga hubungan diplomatik antara dua negara ini terjalin, yang ditandai dengan dibukanya Kantor Kedutaan Besar RI di Rabat.
Pada tanggal 2 Mei 1960 Presiden pertama Indonesia mengadakan kunjungan ke Maroko, sebagai bentuk dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Maroko dari jajahan Francis. Beliau mendapat sambutan hangat dari Raja Mohammed V dan rakyat Maroko. Presiden Soekarno dianggap tokoh yang berperan dalam kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika, Indonesia merupakan Negara pertama yang mengakui kedaulatan Negara Maroko. Sebagai apresiasi dari raja Mohammad V, nama presiden Soekarno diabadikan sebagai nama jalan besar yang berada di jantung ibu kota ini.
Ketika raja Mohammad V memberikan tawaran kepada Ir Soekarno dengan berbagai macam hadiah sebagai ucapan rasa trimakasih, beliau menolaknya. Ir Soekarno hanya meminta agar rakyatnya boleh masuk ke Maroko seperti rumah sendiri. Hingga saat ini pemerintah Maroko memberikan On Arrival Visa kepada WNI yang datang ke Maroko.
Selain Rue Soekarno dapat kita jumpai pula Rue Bandung di jalanan sempit menuju pantai Oudaya, tidak jauh dari Rue Bandung ada Rue Indonesia dan Rue Jakarta. Nama-Nama kota besar di Indonesia dijadikan sebagai nama jalan di Maroko.
Sementara itu, nama kota terbesar di Maroko diabadikan namanya di Indonesia yang dikenal dengan terowongan Casablanca. Hal ini merupakan lambang dari persaudaraan dua Negara yang akan abadi.
Saat ini persahabatan antara Indonesia-Maroko terjalin semakin serat setelah kurang lebih 51 tahun lamanya, berbagai kerjasama antara dua negara ini terjalin semakin baik dari mulai pendidikan, ekonomi, politik, pariwisata, sosial, dan budaya telah dilakukan oleh keduanya.
Upaya kerjasama yang dilakukan antara lain dengan pertukaran pelajar, pertukaran dosen dan tim peneliti untuk pendalaman khasanah ke-Islaman, kunjungan Dharma Wanita Persatuan bersama staf KBRI dalam rangka memberikan bantuan sosial kepada Asosiasi Sosial Budaya Tunanetra Maroko, kunjungan Tim Pertukaran Ilimiah Badan Litbang Pertanian ke INRA ( Intitute National de la Recherce Agronomique ), serta partisifasi KBRI Rabat terhadap setiap event yang ada di Maroko merupakan upaya melestarikan persahabat antara dua negara yang telah terjalin dengan baik.
Peranan mahasiwa Indonesia di Maroko sebagai duta bangsa mewarnai keakraban dan keharmonisan antara dua negara mulai dari kegiatan Universitas yang diadakan setiap tahunnya yang disebut “ayam tsaqafi”, dimana mahasiswa ikut serta mengenalkan budaya Indonesia, pemutaran filem Indonesia dilakukan di berbagai Universitas di Maroko, pelatihan pencak silat untuk anak-anak Maroko, peran aktif mahasiwa Indonesia di Maroko dalam setiap even yang diselenggarakan di Maroko merupakan wujud dari pelestarian persaudaraan yang telah terjalin.
Maroko merupakan negeri berbasis Arab dengan peradaban style versi Eropa. Menurut Musthafa Abdul Rahman, potret itu adalah keberhasilan sistem monarki di Maroko yang telah menjadikan Islam dan modernitas berjalan seiring. Islam dan kemodernan berpadu harmonis dalam kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Hal ini hampir sama dengan kondisi yang ada di Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbanyak di dunia, namun tetap berjalan seiring kemodernitasan Zaman.
Bahkan Wakil Menteri Luar Negeri Maroko, Latifa Akherbach, pernah menyampaikan bahwa Indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia dapat dijadihkan contoh sebagai negara yang mampu memadukan antara nilai Islam, demokrasi dan modernisasi, sehingga Maroko menilai Indonesia merupakan negara penting untuk menjalin kerja sama dalam menghadapi tantangan dan krisis global.
Hal ini tentunya dapat dijadikan pondasi yang bagus untuk menjalin hubungan kekerabatan yang lebih erat. Melalui persamaan kontur sosial budaya kedua negara tersebut, budaya merupakan ciri khas atau identitas sebuah bangsa diharapakan dapat menyatukan jiwa kedua bangsa, dengan ikut memahami, merasakan, mengerti akan kondoisi masing-masing, sehingga hal tersebut dapat berkembang ke alur-alur sistem yang lain.
Banyak potensi antara kedua negara ini yang belum diupayakn secara maksimal,misalnya masih minimnya jumlah pertukaran pelajar antara Indonesia-Maroko, dibidang pariwisa misalnya Indonesia masih kalah terkenal dibanding negara Asia tenggara lainnya, bidang ekonomi masih sangat sedikit sekali produk-produk Indonesia dipasarkan di Maroko. semoga persahabatan yang sudah terjalin hampir setengah adad lamanya, semakin hari, semakin baik sehingga terjalin hubungan bersimbiosis mutualisme.